Bagaimana cara penyajian Piccolo Latte?
Dan apa itu Piccola Latte






Piccolo Latte
 Piccolo memang disajikan dalam cangkir yang kecil, tapi jangan meremehkan enaknya jenis kopi ini. Dasarnya Piccolo Latte ini adalah Ristretto shot yang berasal dari ekstrak Espresso yang menghasilkan cairan sekitar 15-20 ml .
Ristretto merupakan bagian terbaik dari proses ekstraksi Espresso karena teksturnya lembut dan kadar asamnya pun sedikit akibat lamanya proses ekstraksi. Jadi untuk membuat secangkir Piccolo Latte, kamu membutuhkan single Ristretto shot dan sekitar 100ml steamed milk. Biasanya ini disajikan di cangkir kopi yang mungil.
Rasa yang dihadirkan dalam secangkir Piccolo terasa kuat Ristretto-nya, namun tetap ada legitnya susu yang terkadang muncul.
Walaupun dicampur dengan susu, harum Piccolo pekat aroma kopi hitam. Hisapan pertama, busa kental dari susunya tercampur dengan kopi langsung menempel di bibir. Rasa pekat pahit kopinya menyeruduk ke lidah dan tenggorokan. Sebagai campuran kopinya adalah kopi Bali Kintamani. Asam khas kopi juga sedikit muncul. Namun kekentalannya masih terus terasa sampai diakhir tegukan.
Busanya memang berbeda dengan kopi latte. Piccolo busanya kental dan lebih mudah berbaur dengan kopi. Padahal Piccolo diracik tanpa ada adukan dari sendok sama sekali.  Legit susunya juga tak terlalu menguasai hanya kadang saja muncul.
Tak salah kalau Piccolo juga minuman yang cocok direkomendasikan bagi penggemar kopi sejati.  Aroma dan rasa kopinya tetap menjadi raja di gelas kecil Piccolo.













Nikmati Flat White bersama Kawan


 
Flat White

Flat white adalah minuman yang cenderung subjektif, dan variasinya tergantung pada negara atau café mana yang Anda kunjungi (kecuali Inggris, karena Inggris memiliki “racikan” khusus mereka sendiri untuk flat white). Secara garis besar, flat white terdiri dari textured milk dan espresso. Beberapa barista mungkin menggunakan takaran susu yang lebih sedikit dibandingkan dengan latte.
Umumnya, flat white disajikan dengan dua variasi:
∙ Tanpa foam. Variasi ini adalah yang paling sering digunakan di banyak café dimana espresso (dalam shot standar) dikombinasikan dengan susu yang di-steam.
∙ Dengan foam. Sementara variasi ini adalah yang cukup umum disajikan terutama oleh specialist coffee shop. Metode ini benar-benar menuntut keahlian dari baristanya, karena pada saat membuat textured milk-nya, si barista harus membuat micro foam yang benar-benar halus namun kerasa.
Banyak pecinta kopi yang mendefinisikan Flat White sebagai Latte dalam porsi yang lebih kecil. Ada juga yang bilang, bedanya Flat White dengan Latte terletak di banyaknya Espresso yang digunakan. Kalau Flat White menggunakan single shot Espresso saja, sedangkan Latte pakai double shots Espresso. Lainnya beranggapan kalau Flat White selalu disajikan dalam cangkir yang lebih kecil dibandingkan Latte. Well, pendapat-pendapat tersebut mungkin ada benarnya karena setiap cafe bisa berkreasi dengan Flat White sesuai dengan interpretasi mereka masing-masing.
Tapi sebenarnya perbedaan mendasar antara Flat White, Latte, dan Cappuccino terletak di proses barista mempersiapkan dan menuang susunya. Tapi sebelumnya, kita harus tahu kalau steamed milk itu terdiri dari:
a. Susu cair panas yang terletak di dasar pitcher.
b. Velvet microfoam yang letaknya di tengah pitcher (bentuknya seperti bubbles kecil).
c. Buih susu yang lebih besar dan kaku.
Nah, Flat white itu terdiri dari espresso dan velvet microfoam. Saat diminum, yang dominan adalah rasa kuat dari espresso. Namun tetap terasa creamy dan lembut karena ada velvet microfoam susu. Jadi bisa dibilang, rasanya tidak seringan latte dan cappuccino. Minuman yang berasal dari Australia dan New Zealand ini sangat digilai coffee lovers di negara asalnya lho.